RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : …………………………………………..
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x
kegiatan belajar)
Kompetensi Inti : 13.
Mempraktikkan perencanaan penjelajahan dan
penyelamatan aktivitas di alam bebas dan nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar :
13.1 Mempraktikkan keterampilan
dasar-dasar
kegiatan menjelajah gunung serta nilai tanggung
jawab, kerjasama, toleransi,
tolong-menolong,
dan melaksanakan keputusan dalam
kelompok
13.2
Mempraktikkan keterampilan dasar penyelamatan
penjelajahan di pegunungan serta nilai
tanggung
jawab, kerjasama, toleransi, tolong
menolong,
dan melaksanakan keputusan kelompok
Materi Pokok :
(Aktivitas
Luar Sekolah) Pendakian Gunung
Indikator :
- Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
- Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti
pembelajaran
- Menunjukkan sikap menghormati selama
mengikuti pembelajaran
-
Menunjukkan
sikap kerjasama saat mengikuti pelajaran
-
Mengetahui perlengkapan mendaki gunung
-
Mengetahui cara penyelamatan di gunung
-
Menjelaskan perlengkapan mendaki gunung
-
Menjelaskan cara penyelamatan mendaki gunung
A.
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat
-
Menunjukkan
sikap sportif dalam bermain.
-
Menunjukkan
sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran
-
Menunjukkan
sikap menghormati selama mengikuti pembelajaran
-
Menunjukkan
sikap kerjasama saat mengikuti pelajaran
-
Mengetahui perlengkapan mendaki gunung
-
Mengetahui cara penyelamatan di gunung
-
Menjelaskan perlengkapan mendaki gunung
-
Menjelaskan cara penyelamatan mendaki gunung
B. Materi Pembelajaran :
Mendaki gunung merupakan aktivitas yang tidak
bisa diremehkan dan harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan yang benar dan
cermat akan membuat proses mendaki gunung lebih menyenangkan. Persiapan fisik
dan mental merupakan hal yang wajib dilakukan
untuk mendaki gunung, seperti latihan fisik sebulan sebelum mendaki dan
mempersiapkan perlengkapan pendakian.
Perlengkapan mendaki gunung merupakan pokok
dari pendakian yang akan dilakukan. Setiap pendaki gunung wajib mengetahui apa
saja perlengkapan yang harus dibawa. Perlengkapan yang dibawa merupakan salah
satu cara pula untuk mengurangi bahaya yang mungkin terjadi. Gunung dan segala
aspeknya mau tidak mau merupakan lingkungan yang asing bagi kita, terutama
untuk orang yang terbiasa hidup di dataran rendah. Oleh karena itu,
perlengkapan pendakian itu wajib hukumnya.
Biasakan untuk membuat checklist atau daftar perlengkapan yang harus
dibawa untuk mendaki gunung. Daftar ini dimungkinkan untuk memeriksa kekurangan
barang yang belum ada. Perlu diketahui bahwa daftar perlengkapan setiap
orang bisa jadi berbeda, namun ada patokan minila daftar perlengkapan yang bisa
dibawa. Beberapa barang di bawah ini merupakan barang wajib masuk daftar
perlengkapan.
1. Perlengkapan
mendaki gunung
a. Sepatu
Perlindungan terhadap kaki harus benar-benar diperhatikan.
Pasalnya, aktifitas utama dalam mendaki gunung adalah berjalan dan berpeluang
untuk terluka karena batu atau halangan lainnya selama perjalanan. Hal pertama
yang harus diperhatikan ketika memilih sepatu gunung adalah solnya. Pilih
sepatu yang solnya terbuat dari karet atau sintetis, terutama yang memakai
tumit. Sol ini akan membantu kaki dan menunjang gerak badan dengan baik selama
perjalanan di gunung.
b.
Ransel
Ransel atau carrier merupakan
tempat yang tepat untuk membawa barang yang dibutuhkan selama pendakian. Ransel
akan menahan beban yang dibawa di kedua bahu secara merata dan sempurna. Titik
berat beban jatuh di tulang belakang yang kuat. Pengepakan barang (packing) dengan tepat merupakan hal yang terpenting
dilakukan oleh setiap pendaki gunung. Barang yang paling berat diletakkan di
bagian atas agar berat keseluruhan ransel tidak jatuh di pinggang atau
punggung.
Ada beberapa pilihan ransel yang disesuaikan
dengan kebutuhan, tipe perjalanan, dan bentuk tubuh pendaki. Kapasitas ransel
mulai dari 40 liter hingga 120 liter. Ransel yang berkapasitas besar biasanya
dipakai pada perjalanan yang panjang.
c.
Tenda
Pilih tenda yang mempunyai ventilasi. Tenda
yang tidak mempunyai ventilasi akan menyebabkan udara panas dalam tenda
tertahan sehingga menaikkan kelembaban dalam tenda.
d.
Pakaian
Gunakan pakaian yang terbuat dari wol, katun, parasut, atau bahan
yang mudah mengering. Hindari pemakaian pakaian yang berbahan jeans sekalipun terlihat kuat namun bahannya
sulit untuk mengering dan justru akan semakin terasa berat.
·
Jaket (tahan
air)
·
Kaos
·
Celana
panjang
·
Celana penek
·
Pakaian
ganti : kaos, kaos kaki, pakaian dalam, sweater, hem lengan panjang, dll.
·
Scarf
·
Sarung
tangan
·
Kerpus atau balaclava (pelindung kepala atau muka)
e.
Perlengkapan Tidur
·
Matras
·
Sleeping bag
(kantung tidur)
f.
Perlengkapan Masak
·
Kompor
Pilihan : kompor paraffin, kompor gas
·
Nesting,
sendok, cangkir, pisau, dll.
·
Bahan
makanan : makanan siap pakai (instan) seperti mie, cokelat, biskuit, roti,
sarden, telur, dll.
g.
First Aid
·
Obat keselo
·
Plester luka
·
Obat masuk
angin
·
Obat diare /
sakit perut
Sesuai dengan kebutuhan.
h.
Survival Kit
Korek api (simpan dalam wadah waterproof), senter
atau headlamp, peniti, silet,
cutter, pisau multifungsi, alat navigasi (peta, kompas, altimeter, GPS) tali, jas
hujan ponco, botol air, tas plastik
i.
Lain – lain
Kartu identitas, uang, kamera, alat komunikasi, buku catatan perjalanan, baterai
senter cadangan, topi, sunburn protection (sunblock), dan kacamata.
2.
Cara Penyelamatan di Gunung
Pendakian dimulai melalui padang rumput atau
hutang, tetapi harus tetap pada jalur (jalan) menuju puncak gunung. Pendakian
semacam ini tidak membutuhkan peralatan khusus, hanya membutuhkan fisik yang
prima, namun tetap harus membawa perlengkapan bantuan pertama seperti pakaian
dingin dan makanan tambahan.
Tapi mungkin setelah melalui jalan tersebut
terdapat karang curam yang kelihatannya gampang untuk ditempuh dan hanya
sesekali menggunakan tangan yang disebut dengan Grade I. setelah itu terdapat
karang yang lebih curam (Grade II dan III). Disini para pemanjat harus
menggunakan tali bersama-sama, karena bila satu terlepas maka yang lainnya
dapat mencegah terjatuh.
Jika karang lebih curam lagi dan berbahaya
(Grade IV dan V) semua pendaki sebaiknya berhenti ditempat yang aman. Pendaki
kedua mengulurkan tali kepada pemimpin (leader) yang terus melakukan
pemanjatan. Setelah berada pada tempat yang aman, pemimpin akan membawa para
pendaki satu persatu ke tempat tersebut. Jika tidak terdapat tempat yang aman,
pendaki dapat membuat sendiri tempat yang aman dengan cara menancapkan paku
(spike) besi atau piton kedalam celah karang. Pendaki harus membuat dan
mengebor karang dan menaruh baut atau mur tertentu yang berfungsi sebagai
piton.
Para pendaki dapat melakukan pendakian
vertical sempurna atau bergantung pada karang walaupun tanpa jalan disekitarnya.
Cara ini harus mempunyai persiapan yang matang untuk jenis pendakian yang
dikembangkan pada abad ke-20, seperti artificial dan tension climbing. Pemimpin
akan membuat tangga dari piton. Kemudian pemanjat yang berada dibawah menjaga
(hold) pemimpin dari ujung piton, sementara ia menancapkan satu lagi di atasnya
dan pendaki dapat berdiri pada peminjak kaki yang dikaitkan ke piton dan dapat
menggunakan tangga potable yang pendek untuk memanjat lebih tinggi.
Setelah berhadapan dengan karang, jika
terdapat es batu, pendaki dapat menggunakan kepah es sebagai tempat pemijakan.
Setiap pendaki harus membawa kerangka baja dengan paku yang tajam yang disebut
crampons (piringan besi dan paku), kemudian mengikatkan kerangka tersebut ke
boot. Dengan demikian pemanjat dapat berjalan mendaki walaupun pada kemiringan
40 derajat tanpa tergelincir. Pendakian merupakan olahraga yang berisiko tinggi
dan keberhasilan menakhlukkan suatu puncak merupakan suatu kebanggan.
3. Efek mendaki gunung
Berikut efek
kesehatan dari naik gunung.:
a. Melangsingkan
badan
Bagi Anda yang
memiliki berat badan berlebih, mungkin naik gunung solusinya karena olah raga
tersebut dipercaya dapat mengurangi kelebihan berat badan, yang disebabkan
penumpukan lemak akibat Anda malas bergerak, atau oleh kesibukan pekerjaan
sehingga lupa olah raga.
b.
Mengurangi kolesterol
Apabila Anda
rutin naik gunung atau sekadar berjalan kaki, tubuh Anda akan menghasilkan HD1,
yaitu bentuk dari kolesterol baik yang dapat mereduksi peluang Anda terkena
penyakit jantung.
c. dakan tekanan
darah
Pendakian singkat selama 30 menit dalam sehari diyakini dapat membantu meredakan/menurunkan tekanan darah yang Anda derita selama ini.
Pendakian singkat selama 30 menit dalam sehari diyakini dapat membantu meredakan/menurunkan tekanan darah yang Anda derita selama ini.
d. Menghilangkan stress
Naik gunung
dapat memacu obat alami yang tertanam dalam tubuh Anda, seperti endorfin dan adrenalin,
keluar dari tubuh. Makanya, tidak Aneh kalau Anda merasa lebih fresh ketika
melakukan pendakian gunung. Dan efeknya sampai ke kehidupan nyata Anda, ketika
kembali ke kesibukan pekerjaan.
e. Mencegah
osteoporosis
Mendaki gunung
dapat membantu Anda meningkatkan kepadatan serta kekokohan terhadap tulang.
Karena dengan bergerak saat melakukan pendakian ini dapat membantu Anda
mencegah hilangnya zat kapur yang penting untuk keberlangsungan tulang-tulang
Anda.
f. Memperkokoh
persendian tulang
Mungkin pendakian
gunung dapat dijadikan program terapi bagi Anda yang telah didiagnosis, atau
sedang berobat jalan, radang sendi. Berjalan di gunung dapat menjadi latihan
terbaik untuk Anda terlepas dari penyakit tersebut. Tetapi jangan lupa untuk
memilih gunung dengan rute panjat yang ringan.
g. Terbebas sakit
pinggang
Dengan naik
gunung, Anda akan terbebas dengan sakit pinggang yang disebabkan oleh kakunya
otot-otot serta persendian akibat lemahnya pergerakan Anda dalam keseharianya.
Karena orang yang suka berjalan kaki biasanya memiliki sedikit sekali ancaman
atas hal yang tidak mengenakkan satu ini. Semua itu disebabkan oleh adanya
sedikit tekanan tubuh yang dialami tubuh Anda yang menyebabkan sakit yang
berlebih di daerah pinggang.
h. Lebih percaya
diri
i.
Seorang pendaki biasanya menyadari kekuatan yang ia miliki.
Biasanya hal tersebut baru disadarinya ketika ia dapat menaklukkan medan
pendakian dengan sukses. Dari situ keyakinan terhadap diri pun terbangun
sehingga efek terbaiknya ia menjadi lebih berani dan tegas dalam menatap
peliknya kehidupan.
C. Metode & Model Pembelajaran :
Metode ceramah,
demonstrasi, permainan, tanya jawab dan penugasan.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran:
KEGIATAN
|
DESKRIPSI
|
ALOKASI WAKTU
|
PENDAHULUAN
|
a. Pembelajaran didalam
kelas
b. Ketua kelas memimpin
berdoa
c. Guru mengabsensi siswa
d. Pemberian motivasi dan
penyampaian materi aktivitas luar kelas.
Apa kalian suka
mendaki gunung dan apa manfaat yang kalian setelah mendaki gunung? Mendaki gunung bukanlah sekadar naik dan turun gunung,
tetapi di balik itu semua tersimpan manfaat yang besar bagi tubuh Anda.
Mengapa? di saat seseorang melakukan pendakian, semua otot tubuh ikut
bergerak, dan secara otomatis akan berkeringat. Pergerakan yang konstan
tersebut terkadang terasa tidak begitu berat karena adrenalin yang bersinergi
dengan indahnya pemandangan sekitar gunung dan udara yang segar membuat acara
mendaki seolah-olah terasa berjalan amat ringan dan tiada hambatan. Efek
kesehatan dari naik gunung yaitu melangsingkan badan, mengurangi kolesterol,
menghilangkan stress, mencegah osteoporosis, memperkokoh pesendian tulang,
terbebas sakit pinggang dan lebih percaya diri.
|
5 menit
|
INTI
|
Pertemuan
1
·
Guru
menjelaskan materi pendakian gunung tentang perlengkapan dan penyelamatan
pendakian gunung
·
Siswa
memperhatikan penjelasan guru
·
Siswa
mendengarkan penjelasan dari guru
· Guru mengadakan tanya
jawab
· Guru memberikan
soal-soal dari buku ajar
· Guru membentuk 5
kelompok dan memberikan tugas rumah yaitu:
- Coba diskusikan,
mengapa dalam mendaki gunung sangat dibutuhkan ketahanan fisik yang prima?
Apa akibatnya apabila seseorang melakukan pendakian gunung tanpa ditunjang
ketahanan fisik yang prima dan kekutan mental yang baik?
- Coba diskusikan, apa
yang harus kamu lakukan apabila pada saat melakukan pendakian gunung
tiba-tiba terjadi cuaca yang buruk, misalnya terjadi hujan es? Buatlah
langkah-langkah penyelamatan diri sendiri dan orang lain.
Pertemuan 2:
Siswa mempresentasikan dan mendiskusikan hasil
tugas kelompok dan guru menilai hasil presentasi dan hasil diskusi.
|
60 menit
|
PENUTUP
|
a.
Melakukan
evaluasi kegiatan PBM
Menginformasikan pembelajaran untuk minggu
depan
b.
Berdoa
|
5 menit
|
1. Media Pembelajaran
1. Alat : Whiteboard, spidol, dan lembar penilaian.
2. Sumber
belajar : Buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMK
dan MAK Kelas X penerbit ERLANGGA
2. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen
|
Mengetahui keterampilan dasar pendakian gunung
|
Tes
|
Tes unjuk kerja (psikomotor)
|
Mempresentasikan hasil kerja kelompok.
|
|
Pengamatan
|
Pengamatan sikap dilakukan pada saat
aktivitas pembelajaran. Sikap yang diharapkan selama proses pembelajaran
yaitu mentaati aturan (disiplin), semangat dan percaya diri serta keberanian
dalam melakukan gerakan, antusias mengikuti permainan.
|
|
|
Pengetahuan
|
Hasil pengerjaan soal-soal di buku ajar
|
- Teknik penilaian
1.1
Tes unjuk kerja (keterampilan):
Melakukan presentasi hasil
kerja kelompok
Keterangan:
Penilaian terhadap
kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai 3.
1= kurang benar, 2= mendekati benar, 3= benar
1.2
Tes pengamatan sikap:
Selama proses
pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas pembelajaran. Sikap yang diharapkan selama proses pembelajaran yaitu mentaati
aturan (disiplin), semangat, percaya diri, serta menghargai guru dan siswa.
Keterangan:
Penilaian terhadap sikap
yang ditunjukkan peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai 3.
1= kurang, 2= cukup, 3= baik
1.3
Tes pemahaman konsep (pengetahuan)
Siswa mengerjakan soal-soal di buku ajar
- Rubrik penilaian
a.
Tes Keterampilan
Siswa melakukan presentasi
hasil kerja kelompok
Aspek yang
Dinilai
|
Kualitas
Gerak
|
||
1
|
2
|
3
|
|
1. Kemampuan
presentasi
2. Hasil
pekerjaan kelompok
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
JUMLAH
SKOR MAKSIMAL : 3 X 2 = 6
|
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai
=
----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal
b.
Tes
Pengamatan Sikap/Perilaku
Perilaku yang diharapkan
|
Kualitas
Sikap
|
||
1
|
2
|
3
|
|
1. Keberanian
dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
|
|
|
|
2. Mentaati
peraturan (mengikuti pelajaran, berseragam rapi)
|
|
|
|
3. Menunjukkan
sikap semangat, percaya diri saat pelajaran
|
|
|
|
4. Menhargai
guru dan siswa
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
JUMLAH SKOR
MAKSIMAL : 3 x 4 = 12
|
|
|
|
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai
=
----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal
c.
Tes
Pengetahuan
Mengerjakan soal-soal di buku ajar
- Rekapitulasi Penilaian
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
|
Nilai Akhir
|
Kriteria
|
||||
Keterampilan
|
Sikap
|
Pengetahuan
|
|||||||
proses
|
produk
|
Tugas
|
Rumah
|
|
|
|
|||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NIlai
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai Akhir (NA) = -----------------------------------------
Tiga Aspek Penilaian
Kriteria :
-
Mendapat nilai Sangat Baik, jika skor antara = 91 – 100%
-
Mendapat nilai Baik, jika skor antara =
80 – 90%
-
Mendapat nilai Cukup, jika skor antara =
70 – 79%
-
Mendapat nilai Kurang, jika skor antara =
60 – 69%
-
Mendapat nilai
Kurang Sekali, jika skor antara = Kurang
dari 60%
Mengetahui
Kepala Sekolah
|
|
……….., 1 November 2013
Guru Penjaskes
|
__________________
|
|
________________
|