RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : ----------------------------
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2
x kegiatan belajar)
Kompetensi Inti : 3. Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam
lantai
dan
nilai nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar : 3.1 Mempraktikkan rangkaian senam lantai dengan
menggunakan bantuan
serta nilai percaya diri,
kerjasama, tanggungjawab, menghargai
teman
3.2
Mempraktikkan rangkaian senam lantai tanpa alat
serta nilai percaya diri, kerjasama dan tanggung
jawab
Materi Pokok : Senam Lantai (Sikap lillin, kayang dan meroda)
Indikator :
1.
Menunjukkan sikap
sportif dalam melakukan aktivitas.
2.
Menunjukkan sikap
kerjasama dalam melakukan aktivitas
3.
Menunjukkan sikap
disiplin selama mengikuti pembelajaran
4.
Melakukan sikap lilin dengan
koordinasi yang baik.
5.
Melakukan sikap kayang
dengan koordinasi yang baik.
6.
Melakukan lompat kangkang dengan koordinasi yang baik.
7.
Menjelaskan sikap lilin dengan koordinasi yang baik.
8.
Menjelaskan sikap kayang dengan koordinasi yang baik.
9.
Menjelaskan lompat kangkang dengan koordinasi yang baik.
1.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
2.
Menunjukkan sikap
sportif dalam bermain
3.
Menunjukkan sikap
kerjasama dalam melakukan aktivitas
4.
Menunjukkan sikap
disiplin selama mengikuti pembelajaran
5.
Melakukan sikap lilin dengan
koordinasi yang baik.
6.
Melakukan sikap kayang dengan
koordinasi yang baik.
7.
Melakukan lompat kangkang dengan
koordinasi yang baik.
8.
Menjelaskan sikap lilin dengan
koordinasi yang baik.
9.
Menjelaskan sikap kayang dengan
koordinasi yang baik.
10.Menjelaskan
lompat kangkang dengan koordinasi yang baik.
11. Materi Pembelajaran :
1.
Sejarah Senam
Lantai
Menurut asal kata,
senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya:"untuk
menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang".
Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatandan membuat
pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak dipertandingkan. Barupada akhir abad
19, peraturan-peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuatuntuk
dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam dianggap sebagaisuatu
demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang
teratur.Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as Bannes and
Company, NewYork, 1960, senam terdiri dari gerakan-gerakan yang
luas/banyak atau menyeluruhdari latihan-latihan yang dapat membangun atau
membentuk otot-otot tubuh seperti: pergelangan tangan, punggung, lengan dan
lain sebagainya. Senam atau latihantersebut termasuk juga : unsur-unsur jungkir
balik, lompatan, memanjat dankeseimbangan.Sedang Drs. Imam Hidayat
dalam bukunya Penuntun Pelajaran Praktek Senam, STOBandung, Maret 1970
menyatakan, "Senam ialah latihan tubuh yang diciptakandengan sengaja,
disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengantujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis".Olahraga senam
sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno, senamsekolah, senam
alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik. Secaraumum
senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalamipenyempurnaan dan
semakin berkembang. Yang dulunya tidak untukdipertandingkan, namun sejak
akhir abad 19 mulai dipertandingkan. Dibentuklahwadah senam internasional,
dengan nama Federation International de Gymnastique(FIG), yang mengelola
antara lain : Senam Artistik (Artistic Gymnastics) dan Senam Ritmik (Modern Rhytmic).
Senam artistik mulai dikenal
di Indonesia pada saat menjelang Pesta Olahraga Negara-Negara
Berkembang I (GANEFO) di Jakarta pada
tahun 1963. Di GANEFO I, senam artistik merupakan salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan, sehingga perlu dibentuk suatu organisasi untuk menyiapkan
para pesenam. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan
Senam Indonesia) atas prakarsa tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani
dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya berasal dari
tokoh-tokoh dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Utara. Persani kemudian membina dan menghasilkan atlet-atlet senam
yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan pertama kalinya pula pesenam-pesenam
Indonesia menghadapi pertandingan internasional. Kegiatan selanjutnya Persani
adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam
Ganefo Asia. Pelatih-pelatih senam dari RRC didatangkan untuk
mempersiapkan atlet-atlet Indonesia, sehingga Indonesia mengalami kemajuan
dalam prestasi olahraga senam. Perkembangan latihan dengan pelatih dari RRC
harus berhenti sementara karena kepulangan pelatih-pelatih dari RRC setelah
meletusnya Gerakan 30 September.
Pada tahun 1967, T.J. Purba
dikirim ke Jerman Timur untuk mengikuti sekolah khusus pelatih senam artistik
selama 26 bulan sebagai upaya mengejar ketinggalan Indonesia dalam cabang olah
raga senam. Titik tolak kedua perkembangan olah raga senam di Indonesia adalah
dimasukkannya cabang olahraga senam artistik untuk pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON
VII/1969) di Surabaya, dan seterusnya dimasukkan dalam setiap
penyelenggaraan PON.
Senam Lantai
(Flour Exercise) adalah satu bagian dari cabang Senam, yang
gerakan-gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras) atau Permadani. Senam ini disebut juga senam bebas karena Pesenam tidak
menggunakan alat bantu selain lantai (matras) dengan ukuran 12 x 12 meter atau
menggunakan matras dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai kebutuhan untuk
menjaga keamanan.
2.
Manfaat
Senam
Manfaat
melakukan senam yaitu membentuk dan menggembangkan otot tubuh, mengembangkan
kualitas fisik, membentuk keindahan tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani.
3.
Kayang
Kayang adalah sikap membusur
dengan posisi kaki dan tangan bertumpu pada matras dalam keadaan terbalik
dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan
kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu
dan sedikit pada pinggang. Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan
kelentukan bahu, bukan kelentukan pinggang.
Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut.
1.
Sikap permulaan
berdiri, keduan tangan menumpu pada pinggul.
2.
Kedua kaki
ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang.
3.
Kedua tangan
diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai tumpuan.
4.
Posisi badan
melengkung bagai busur.
Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang
membusur bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang
akan mudah dilakukan apabila:
5.
Memiliki kekuatan
otot perut, punggung dan paha.
6.
Memiliki
kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian panggul
7.
Memiliki kekuatan
lengan dan bahu untuk menopang.
1.
Sikap kayang
dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri:
Kayang dari sikap tidur
Sikap awal:
2.
Tidur telentang
3.
Kedua lutut
ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,
4.
Kedua siku
ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari
disamping telinga
disamping telinga
Gerakan;
5.
Badan diangkat
keatas, kedua tangan dan kaki lurus
6.
Masukkan kepala
diantara 2 tangan
Kayang dari sikap berdiri
Sikap awal:
7.
Berdiri tegak
8.
Kedua tangan
disamping kaki
Gerakan;
9.
Secara
bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala
tengadah dan badan melenting kebelakang
tengadah dan badan melenting kebelakang
10.Tahan
dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan menapak pada matras/lantai
11.
Kesalahan-kesalahan
yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu:
12.Jarak
kedua tangan dan kaki terlalu jauh
13.Siku-siku
bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu
14.Badan
kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuknya
bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
15.Sikap
kepala yang terlalu menengadah
16.Kurang
keseimbangan
17.
Cara memberi bantuan
dalam gerakan kayang:
18.Posisi
penolong disamping anak yang melakukan garakan kayang
19.Membantu
mengangkat dan agak membawa punggung/bahu pelaku
20.Membantu
menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya perlahan kebawah
21.
Sikap Lilin
Sikap lilin merupakan sikap
tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas (rapat)
bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada
lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua
tangan menopang pinggang.
Cara melakukan gerakan sikap
lilin sebagai berikut:
22.
Tidur terlentang,
kedua tangan di samping badan, pandangan ke atas.
23.
Angkat kedua kaki
lurus ke atas dan rapat.
24.
Yang menjadi
landasan adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan
menopang pada pinggang.
menopang pada pinggang.
25.
Pertahankan sikap
ini beberapa saat.
26.
Metode
Pembelajaran:
Pendekatan
scientific
Metode
ceramah, demonstrasi, komando, permainan dan penugasan.
27. Langkah-Langkah Pembelajaran:
KEGIATAN
|
DESKRIPSI
|
ALOKASI WAKTU
|
PENDAHULUAN
|
1.
Siswa berbaris 2 shaf
2.
Ketua kelas memimpin berdoa
3.
Guru mempresensi siswa
4.
Pemberian motivasi dan penyampaian materi
senam lantai ”lompat kangkang, sikap kayang dan sikap lilin”
”Ada yang tahu senam itu apa dan manfaat apa yang kita
dapat saat kita melakukan senam terutama bagi kesehatan kita?”, siswa diberi kesempatan
menjawab setelah itu guru memberikan penjelasan senam adalah senam (gymnastics)
berasal dari bahasa Yunani, yang artinya:"untuk menerangkan
bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh
atlet-atlet yangtelanjang", dan manfaatnya yaitu membentuk dan
menggembangkan otot tubuh, mengembangkan kualitas fisik, membentuk keindahan
tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani.
5.
Stretching aktif
1.
Menundukkan kepala dengan kedua tangan menekan bagian belakang
kepala ke bawah. Hitungan 1 x 8
2.
Menengadahkan kepala dengan dorongan kedua tangan pada dagu
ke atas. Hitungan 1 x 8
3.
Kepala menoleh ke samping kiri, telapak tangan kanan
menekan dagu bagian kanan, dan sebaliknya ke kiri. Hitungan 1 x 8
4.
Mematahkan leher ke kanan dengan tarikan jari tangan
kanan pada pelipis kiri, dan sebaliknya ke kiri. Hitungan 1 x 8
5.
Kaitkan kedua jari tangan, kemudian dorong ke atas
hingga otot-otot tangan tertarik. Hitungan 1 x 8
6.
Lengan kanan menyilang ke kiri di depan dada, tangan
kiri menekan siku kanan yang lurus didepan dada hingga terasa tarikan pada
otot bahu kanan dan sebaliknya. Hitungan 1 x 8
7.
Lengan kanan ditekuk dibelakang kepala, tangan kiri
menarik siku tangan kanan hingga terasa tarikan pada otot bahu kanan, dan
sebaliknya. Hitungan 1 x 8
8.
Lengan kiri lurus ke depan, telapak tangan terbuka
menghadap ke depan, tangan kanan memegang ruas jari telapak tangan kiri dan
menarik keempat jari tangan kiri ke belakang, dan sebaliknya.
9.
Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, kedua
lengan lurus keatas dengan jari tangan yang saling berkaitan. Dorong badan ke
samping kiri dengan kedua lengan tetap dijulurkan lurus kesamping dan
sebaliknya dengan hitungan 1 x 8.
10.
Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, badan membungkuk dengan jari tangan saling
berkaitan. Kedua lengan diluruskan ke depan dengan tungkai tetap lurus dengan
hitungan 1 x 8.
11.
Badan membongkokkan, kaki kangkang dan lurus, kedua
tangan yang saling mengait jarinya, kedua lengan dijulurkan lurus dan jauh ke
bawah belakang masuk di sela-sela antara kedua kaki, dorong tangan ke arah
dalam. Hitungan 1 x 8
12.
Badan membongkokkan, kaki kangkang dan lurus, kedua
tangan saling mengait jarinya, kedua lengan diluruskan ke atas, dorong tangan
ke atas. Hitungan 1 x 8
13.
Berdiri tegak kaki kangkang, kedua lutut ditekuk,
telapak tangan bertelekan pada atas lutut dengan lengan tetap lurus. Bahu kiri ditekan ke
samping kanan bawah sedangkan lengan kiri relaks, dan sebaliknya. Hitungan 1 x 8
14.
Berdiri diatas kaki kiri, dengan badan tegak. Kaki
kanan ditekuk keatas menyentuh dada. Kedua tangan memegang kaki yang ditekuk
kemudian tarik keatas dan sebaliknya dengan hitungan 1 x 8.
15.
Berdiri diatas kaki kiri, dengan badan tegak. Kaki
kanan ditekuk dibelakang pantat dengan
ujung-ujung jari kaki dipegang oleh kedua tangan dan sebaliknya dengan
hitungan 1 x 8.
16.
Berdiri tegak, salah satu kaki diangkat dan ditekuk
seperti posisi bersila didepan badan kedua tangan memegang pergelangan atau
mata kaki kiri, selanjutnya pergelangan kaki kiri di tarik ke atas, dan
sebaliknya. Hitungan 1 x 8
17.
Dengan sikap kangkang lebar dengan kuda-kuda kaki kanan
kedepan sedangkan kaki kiri lurus kebelakang, badan ditekan kebawah sedangkan
tangan kanan bertelekan pada paha kanan bagian bawah (di atas lutut), dan
sebaliknya. Hitungan 1 x 8
18.
Berdiri bertumpu pada telapak kaki kiri, kaki kanan
selunjur ke depan dan bertumpu pada tumit, kedua tangan memegang telapak kaki
kanan, dilakukan gerakan mencium lutut kanan, dan sebaliknya. Hitungan 1 x 8
19.
Duduk, kaki
dibuka selebar-lebarnya, cium lutut kanan dan sebaliknya.
20.
Duduk, kaki
dibuka selebar-lebarnya, badan dijulurkan ke depan hingga menyentuh lantai.
21.
Duduk selunjur
kaki dirapatkan, mencium lutut, kaki tetap lurus.
22.
Duduk selunjur,
kaki kiri ditekuk dan disilangkan ke kanan, sedangkan badan menghadap kiri
dan lengan kanan menahan kaki kiri.
23.
Duduk
bersimpuh, kedua tangan menyentuh lantai sejauh-jauhnya ke depan, badan menekan
ke bawah
24.
Kalastenik
25.
Berbaris
berbanjar, orang paling depan memegang bola di depan badannya. Kaki dibuka
selebar bahu. Bola tersebut diberikan pada orang dibelakangnya dengan menarik
badan ke samping dan tangan tetap lurus dalam memegang dan memberikan bola
pada orang di belakangnya.
26.
Berbaris
berbanjar, orang paling depan memegang bola di depan badannya. Kedua kaki
dibuka selebar bahu. Bola diberikan diantara kedua kaki, kedua tangan tetap
lurus dalam memberikan bola.
27.
Berbaris
berbanjar, orang paling depan memegang bola di depan badannya. Kedua kaki
dibuka selebar bahu. Bola diberikan kepada orang di belakang nya dengan cara
menengadahkan tubuh ke belakang. Tangan tetap lurus dalam memberikan bola ke
belakang.
28.
Berbaris
berbanjar, orang paling depan memegang bola di depan badannya. Kedua kaki
dibuka selebar bahu. Bola diberikan kepada orang di belakang nya dengan cara
meliukkan tubuh ke belakang. Tangan tetap lurus dalam memberikan bola ke
belakang. Orang yang menerima bola dari orang sebelumnya memberikan bola
tersebut di antara kedua kakinya kepada orang di belakangnya.
29.
Berbaris
berbanjar. Posisi duduk dan kedua kaki dibuka selebar-lebarnya. Orang paling
depan memegang bola. Kemudian berikan ke orang di belakangnya dengan
meliukkan badan ke samping kanan atau kiri. Kedua tangan tetap lurus dalam
memegang bola dan memberikannya pada orang selanjutnya.
30.
Berbaris
berbanjar. Posisi telentang, kedua kaki dibuka selebar-lebarnya. Bola berada
pada orang paling belakang. Kemudian orang paling belakang memberikan bola ke
orang di depannya
|
15 menit
|
INTI
|
1.
Penjelasan cara melakukan lompat kangkang, sikap kayang dan sikap lilin
dengan benar
2.
Melakukan latihan kayang dengan bantuan teman atau berpasangan
3.
Melakukan latihan kayang dari posisi tidur
4.
Melakukan latihan sikap lilin
5.
Melakukan tes kayang dan sikap lilin
1.
Guru memberikan tugas ”carilah sejarah senam lantai, atlet
senam lantai, macam-macam senam lantai”
|
45 menit
|
PENUTUP
|
1.
Mengevaluasi pembelajaran
2.
Pendinginan dilakukan dengan cara
berpasangan
3.
Berdoa
|
10 menit
|
4.
Media Pembelajaran
1. Alat : Lapangan datar, peluit, lembar tes, bolpoin
2. Sumber belajar : Buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMK
dan MAK Kelas X penerbit ERLANGGA
5.
Penilaian
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen
|
Mampu melakukan aktifitas senam lantai yaitu kayang dan
sikap lilin
|
Tes
|
Tes unjuk kerja (psikomotor)
|
Lakukan tes senam lantai sikap lilin dan kayang
|
|
|
Pengamatan
|
Pengamatan sikap dilakukan pada saat aktivitas
pembelajaran. Sikap yang diharapkan selama proses pembelajaran yaitu mentaati
aturan (disiplin), semangat dan percaya diri serta keberanian dalam melakukan
gerakan tidak ragu-ragu (sportif)
|
|
|
Tugas Rumah
|
Mencari sejarah senam, atlet senam dan bentuk-bentuk
senam lantai.
|
1.
Teknik
penilaian
1.
Tes unjuk kerja (keterampilan):
Melakukan tes senam lantai sikap lilin dan kayang
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian,
dengan rentang nilai antara 1 sampai 3.
1= kurang benar, 2=
mendekati benar, 3= benar
2.
Tes pengamatan sikap:
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang
muncul pada saat anak melakukan aktivitas pembelajaran. Sikap yang diharapkan
selama proses pembelajaran yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan
teman satu tim dan menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percaya diri dan
menghargai teman.
Keterangan:
Penilaian terhadap sikap yang ditunjukkan peserta ujian,
dengan rentang nilai antara 1 sampai 3.
1= kurang, 2= cukup, 3= baik
3.
Tes pemahaman konsep (pengetahuan)
Jawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak pada sikap lilin dan kayang.
Keterangan :
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 3.
1= kurang benar, 2=
mendekati benar, 3= benar
2.
Rubrik
penilaian
1.
Tes Keterampilan
Melakukan
tes kayang dan sikap lilin
Aspek yang Dinilai
|
Kualitas Gerak
|
||
1
|
2
|
3
|
|
Kayang
Kayang dari sikap tidur
Sikap awal:
1.
Tidur telentang
2.
Kedua lutut
ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,
3.
Kedua siku
ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari
disamping telinga
Gerakan;
4.
Badan diangkat
keatas, kedua tangan dan kaki lurus
5.
Masukkan kepala
diantara 2 tangan
Kayang dari sikap berdiri
Sikap awal:
6.
Berdiri tegak
7.
Kedua tangan
disamping kaki
Gerakan;
8.
Secara
bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala tengadah dan badan
melenting kebelakang
9.
Tahan dan
usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan menapak pada matras/lantai
Sikap Lilin
10.
Tidur
terlentang, kedua tangan di samping badan, pandangan ke atas.
11.
Angkat kedua
kaki lurus ke atas dan rapat.
12.
Yang menjadi landasan
adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan
menopang pada pinggang.
13.
Pertahankan
sikap ini beberapa saat.
1.
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
JUMLAH
SKOR MAKSIMAL : 3 X 4 = 12
|
2.
Tes Pengamatan Sikap/Perilaku
Perilaku yang diharapkan
|
Kualitas Sikap
|
||
1
|
2
|
3
|
|
1.
Keberanian dalam
melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
|
|
|
|
2.
Mentaati
peraturan (mengikuti pelajaran, berseragam rapi)
|
|
|
|
3.
Menunjukkan
sikap semangat, percaya diri saat pelajaran
|
|
|
|
4.
Menghormati
guru dan sesama teman
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 3 x 4 = 12
|
|
|
|
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =
----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal
3. Tugas Rumah
Carilah bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani dan
jelaskan?
4.
Rekapitulasi Penilaian
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
|
Nilai Akhir
|
Kriteria
|
||
Keterampilan
|
Sikap
|
Pengetahuan
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
NIlai Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai Akhir (NA) =
-----------------------------------------
Tiga Aspek
Penilaian
Kriteria:
1. Mendapat
nilai Sangat Baik, jika skor antara =
91 – 100%
2. Mendapat
nilai Baik, jika skor antara =
80 – 90%
3. Mendapat
nilai Cukup, jika skor antara =
70 – 79%
4. Mendapat
nilai Kurang, jika skor antara = 60
– 69%
5.
Mendapat nilai Kurang Sekali, jika skor antara = Kurang dari 60%
Mengetahui
Kepala Sekolah
|
|
Singosari, 1 September 2013
Guru
Penjaskes
|
_______________
|
|
______________
|